Guys! Tahu ga sih? Tanpa kita sadari media social telah merubah segalanya secara perlahan, mulai dari kebiasaan sehari-hari, akhlak seseorang dan bahkan sudah merambat ke pola pikir masyarakat. Dulu media social benar-benar hanya digunakan untuk komunikasi jarak jauh secara intens. Seperti, untuk memberi kabar kepada kerabat, sahabat dan teman tentang keadaan kita yang jauh dari mereka, atau sekedar membagi kan cerita dan pengalaman hidup untuk menginspirasi orang lain. Tapi sekarang media social sudah di perluas pemanfaatannya menjadi berbagai media, seperti media dakwah, pemberitaan tercepat dan ter-up to date, dan bahkan sudah ke interaksi penjualan barang dan jasa secara online. Sebenarnya jika dilihat dari sisi positif, media social memang sangat mempermudah kita untuk melakukan segala hal. Sangat menguntungkan bahkan karena kita yang mempunyai bisnis pribadi dapat leluasa mempromosikan produk yang kita jual di akun milik kita dan lebih menghemat biaya jasa sewa iklan, ya sah-sah aja selama media social digunakan untuk hal-hal yang bernilai positif. Tapi juga di sisi lain, sangat di sayangkan karena ternyata banyak pengguna media social justru malah salah mengunakan dan memanfaatkan fasilitas ini. Masih banyak dari kita (pengguna aktif media social) yang memanfaatkan social media dengan cara yang salah, yang dimana tanpa kita sadari apa yang kita bagikan di media social justru menghambat, merusak, menjatuhkan, dan sangat mempengaruhi (dalam hal negative) pola pikir maskyrakat saat ini. Korbannya bahkan kebanyakan remaja tanggung yang baru memulai pencarian jati dirinya.
Guys! Apa kalian siap mlihat pemuda/pemudi penerus bangsa adalah justru mereka yang hancur mentalnya? Kenapa saya katakana hancur mentalnya? Karena memang benar bahwa remaja saat ini kebanyakan masih tidak bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Yang aneh dan berbeda di media social malah dijadikan trend, sedangkan yang biasa saja dan bermanfaat malah di acuhkan. Baru-baru ini ada lagi hal gila yang dijadikan trend kekinian, dan kasus ini baru beredar di luar negeri. Dimana anak-anak korban bullying di satukan dalam sebuah permainan yang mengharuskan pesertnya menyakiti diri sendiri dalam waktu yang ditentukan, dan permainan ini akan diakhiri dengan berakhirnya juga hidup para pesertanya secara mengenaskan(bunuh diri). Permainan gila apa lagi ini? Saya semakin down saat membaca penjelasan rinci tentang permainan tersebut yang di beri nama blue whales challenge. Saya berharap challenge gila ini ga masuk ke Indonesia, walaupun challenge tersebut belum dan semoga tidak beredar di Indonesia, namun masih banyak juga korban bullying ding negeri ini. Dan ga sedikit dari mereka yang melakukan percobaan bunuh diri dan bahkan ada yang benar-benar bunuh diri! Kenapa mental kalian pemuda/pemudi semakin hari semakin memburuk? Bagaimana bangsa ini akan maju nantinya? Kepada siapa lagi kita berharap kalau bukan kepada kalian pemuda/pemudi bangsa?
Setelah saya pikir, mental remaja kita ternyata hancur karena diri kita juga. kita yang sebenarnya tahu tapi tak mampu memberitahu dan membenahi apa yang harusnya ada dan tidak ada di negeri kita. Seharusnya kita membimbing dan membina mereka mulai dari lingkup yang lebih kecil seperti anak, adik, teman dan kerabat. Harusnya kita memberi banyak nilai moral yang di anut bangsa kita, dan tidak membiarkan budaya asing yang negative membunuh karakter anak bangsa. Kita harus mengajarkan untuk tidak saling mencela karena setiap manusia adalah sama, kita harus mengajarkan anak muda bahwa berbagi lebih indah dari pada menghamburkan uang untuk hal tak berguna, kita harus bisa menerima perbedaan yang ada karena Indonesia itu satu. Dan kita harus berusaha untuk meminimalisir kasus bullying yang sangat berpengaruh terhadap mental anak, jangan kan anak-anak, saya sendiri yang notabennya sudah memasuki usia dewasa saja, sangat merasa terganggu dengan komentar/sindiran seseorang yang menyakitkan tentang diri saya, tentang kondisi saya. saya tau paragraph ini agak lari dari kontek pembicaraan diatas, ini hanya untuk membantu membuka pola pikir kita aja.
Pada akhirnya saya ingin mengajak kalian untuk membantu menciptakan karakter pada pemuda/pemudi bangsa, untuk menguatkan mental mereka agar tidak menjadi korban bullying, dan untuk membuka mata mereka, memberi masukkan agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Mari kita lebih bijak dalam menggunakan media social bagi kehidupan kita. Karena, apapun yang kita bagikan dapat dilihat, dibaca dan diterapkan oleh siapapun. Kalau yang kita bagikan negative maka akan berakibat negative pula dan sebaliknya jika kita membagikan hal-hal positif maka akan berpengaruh kepada hal yang lebih postif. Salam saya untuk pembaca setia! Dimana pun kalian berada..