Tidak terasa kita sudah berada di penghujung tahun lagi. Sekarang hanya tersisa satu bulan lagi waktu yang bisa kita habiskan di 2021 ini. Banyak sekali kisah dan cerita yang sudah dilalui, dan beruntungnya diakhir tahun ini gue masih dikelilingi orang-orang baik dan positif dalam menjalani hari.
Diawal November lalu, gue memutuskan untuk berhenti dari tempat kerja, karna gue merasa tidak menemukan kenyamanan selama bekerja disana. Akhirnya gue harus menyandang status pengangguran lagi. But it's okay.
Setelah berhenti bekerja gue pun mulai punya banyak waktu kosong di rumah, dan gue mulai merasa bingung mau mengisi waktu dengan cara apa agar bisa tetap produktif. Berhubung tabungan sisa gaji kemarin masih ada, gue memutuskan untuk ngajak temen-temen pergi refreshing. Melihat pemandangan alam yang hijau dan sejuk, karena tinggal di Jakarta itu sulit sekali untuk bisa menikmati udara segar.
Tujuan gue tidak perlu jauh-jauh, hanya ke Bogor dan sekitarnya saja. Setelah menemukan tujuan dan partner jalan, akhirnya gue dan teman-teman mulai menentukan waktu dan tempat pertemuan nanti.
Gue super excited menunggu hari H, walaupun dalam hati ada rasa cemas kalau-kalau hari H nanti harus menemukan kendala. Tapi gue tetap berusaha berfikir positif saja. Persiapan pun sudah mulai gue lakukan sejak H-2, gue sudah mulai check list barang bawaan. Karena tujuan kami adalah Curug Pangeran, maka persiapan barang-barang yang gue bawa lebih ke baju ganti, jas hujan, perlengkapan mandi, masker, jaket/baju hangat, dan tentunya tidak boleh lupa bawa mukena supaya tidak ganti-gantian dengan orang lain.
H-1 gue sudah sangat ready, juga sudah menyiapkan pakaian yang akan gue kenakan esok hari. Dan seperti biasa, karena gue terlalu excited jadinya gue susah tidur malam itu. Akhirnya gue hanya sempat tidur 3 jam saja. Kemudian pagi harinya, sebelum berangkat gue selesaikan semua tugas rumah terlebih dahulu supaya tidak ada beban. Lalu tidak lupa juga sarapan, karena perjalanan yang ditempuh cukup jauh, jadi perut jangan sampai kosong.
Karena teman-teman gue rumahnya berbeda-beda, maka titik temu kami di Parung. Perjalanan dari rumah gue ke Parung memakan waktu 1 jam lebih. Dan sepanjang perjalanan menuju Parung, gue memutuskan untuk berhenti sejenak di pombensin daerah Ciputat. Sambil beristirahat, ternyata teman gue posisinya tidak begitu jauh dari tempat gue istirahat. Akhirnya kami bertemu di pombensi Cputat dan merubah rencana diawal.
Setelah semua berkumpul, tujuan kami selanjutnya langsung menuju Curug Pangeran di Kawasan Gunung Bunder. Perjalanan yang harus kami tempuh masih sekitar 2 jam lagi, jadi kami bergegas menyusuri jalan. Berbekal petunjuk arah dari google maps, akhirnya setelah 1 jam perjalanan kami tiba di bogor. Namun kami harus berhenti sejenak karena anak laki-laki harus melkasanakan sholat Jumat terlebih dahulu. Setelah 1 jam beristirahat, perjalanan kami pun berlanjut.
Sekitar 15 menit setelah meninggalkan masjid, tiba-tiba langit mendung dan hujan pun perlahan turun. Gue dan teman-teman langsung minggir untuk bergegas memakai jas hujan. Setelah jas hujan telah digunakan, hujannya perlahan reda. Hujan memang suka becanda.
Karena takut dibecandain hujan lagi, kami pun melanjutkan perjalanan dengan tetap menggunakan jas hujan meskipun langit sudah mulai cerah.
Dengan tambahan waktu 1 jam lagi, akhirnya kami tiba di depan gerbang kawasan Gunung Bunder. Awalnya hati senang saat memasuki gerbang tersebut, karena setelah berjam-jam duduk di perjalanan sampai bokong hampir mati rasa akhirnya tiba juga. Tapi ternyata, perjalanan dari gerbang sampai ke Curug Pangeran masih harus menempuh jalanan bebatuan dengan jarak kurang lebih 2-3 km lagi. Dengan kondisi jalanan naik turun, hati sudah mulai mengeluh. "Kapan sampenya ini ya?"
Plang nama-nama curug yang terpampang di sekitar kawasan tersebut pun mulai kami perhatikan satu persatu. Takut-takut Curug Pangeran terlewatkan begitu saja. Tapi, mungkin kondisi fisik memang sudah lelah banget dan kelaparan juga. Fokus gue pun sudah tidak penuh lagi, gue ga menemukan plang Curug Pangeran sama sekali. Samapai hampir 20 menitan kami menyusuri kawasan tersebut dan belum menemukan tanda-tanda apapun.
Hingga gue membaca plang besar bertuliskan "Curug Cigamea". Karena bingung, gue memutuskan untuk bertanya dengan warga setempat. Dan ternyata.. Curug Pangeran sudah terlewat sekitar 1-2 km dibelakang. Dan Cigamea ini adalah curug terakhir dari gerbang utama tempat gue masuk tadi. Karena waktu semakin sore, akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi Curug Cigamea ini saja, daripada habis waktu di jalan lagi untuk kembali balik arah ke Curug Pangeran.
Ohiya di gerbang utama tadi, masuknya dikenakan biaya sebesar 30rb rupiah karena membawa motor dan berdua. Dan untuk memasuki Curug Cigamea ini, gue dikenakan biaya sebesar 25rb rupiah lagi untuk 2 orang dan 1 motor. Totalnya kalau jalan berdua naik motor adalah 55rb rupiah. Next..
Setelah membeli tiket masuk, kami harus berjalan kaki lagi sekitar 15 menit menuruni ratusan anak tangga menuju Curug. Dan karena ini turunan jadi tidak begitu terasa capeknya. Setelah tiba dibawah dan melihat air mengalir, semua rasa lelah selama di perjalanan tadi seperti hilang begitu saja. Mata langsung tergiur oleh pemandangan Curug yang tenang dan suara air yang lembut.
Gue dan teman-teman langsung berganti pakaian dan mulai mendekati Air. Awalnya gue takut banget, karena ini perama kalinya gue berendam di alam. Tapi setalah 5 menit berkenalan dengan air, gue mulai merasa nyaman dan bisa menikmati sejuknya pemandangan yang pastinya ga akan pernah bisa gue temui di Jakarta.
Setelah puas berendam, gue langsung bilas kemudian menikmati cemilan serta minuman hangat sebelum kembali pulang. Nyebelin ya, perjalanannya panjaaang banget, pas sampai cuma bisa nikmati sebentar saja karena sudah kesorean :') Ohiya, untuk muslim, disana juga tersedia musholla yang cukup luas untuk beribadah. Tapi sayangnya musholla tersebut masih kurang penerangan, jadi kalau sholat diatas jam 5 sore berasa gelap gitu.
Nah karena pas datang tadi kami sudah dikasih jalanan menurun, kali ini untuk baliknya kami harus menyusuri jalanan menanjak. Gue dan teman-teman sempat terpisah disini, karena gue berjalan lebih lambat. Kaki rasanya berat sekali karena harus manaiki ratusan anak tangga. Sampai diatas pun rasanya pingin langsung tidur aja saking lelahnya. Tapi tidak bisa, karena perjalanan ke jakarta masih sangat jauh.
Setelah lima belas menit beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan untuk kembali pulang. Seperti perjalanan berangkat tadi, ketika ditengah jalan hujan pun mendadak turun. Kami harus minggir sebentar lagi untuk mengenakan jas hujan kembali. Menit demi menit berlalu, kami mulai kehabisan tenaga dan kelaparan karena sedari siang lambung belum bertemu nasi. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti di sebuah tempat makan.
Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, semua mkanan di piring sudah habis tak bersisa. Setelah puas makan dan beristirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah maisng-masing. Gue dan teman-teman mulai berpisah dari Ciputat. Setelah sekita satu setengah jam di jalan, akhirnya gue tiba juga di rumah pukul 11 malam. Tanpa ba bi bu gue langsung bersih-bersih badan, sholat, dan tidur.
Semua tulang rasanya perlu banget ditarik sampai bunyi "kretek.. kretek" saking pegalnya.
Tapi perjalanan ini benar-benar seusai ekspektasi gue, karena Alhamdulillah kendalanya tidak begitu banyak dan semuanya masih bisa dikendalikan. Walaupun awalnya tujuan kami ingin ke Curug Pangeran, karena kurang konsentarsi akhirnya kami tiba di Curug Cigamea. It's okay, Cigamea juga not bad. Viewnya bagus, jalannya juga ga begitu jauh walau isinya anak tangga semua. Ada 2 curug juga disana, dan semuanya masih asri, bersih, dan sejuk. Semua lelah seperti terbayar lunas.