Unexpected Moments October 2022
November 06, 2022Masih cerita tentang Oktober lalu. Selain cerita tentang kehilangan, juga ada cerita tentang pertemuan yang teramat sangat berkesan. Hidup memang semenakjubkan itu ya, alurnya benar-benar ga bisa ditebak sama sekali. Saat patah dan hancur, gue juga dibuat bersyukur tiada henti disaat yang bersamaan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Semester ini gue lagi mengikuti program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kemendikbud, nama program yang gue pilih adalah Wirausaha Merdeka. Tentu ada alasan dibalik pilihan gue. Salah satunya karena gue memang tertarik dengan dunia Kewirausahaan. Melihat adanya peluang besar dan kesempatan untuk itu, langsung aja gue ambil keputusan besar yang cukup sulit ini. Karena itu berarti gue harus merelakan mata kuliah arsitektur gue selama satu semester dan beralih ke mata kuliah terkait ilmu bisnis.
Namun, dari program tersebutlah gue bertemu beberapa teman baru. Bukan hanya teman dari kampus yang berbeda, tapi juga teman satu kampus dari fakultas yang berbeda. Yang sebelumnya kita tidak pernah saling mengenal satu sama lain. Hingga akhirnya kami dipertemukan dalam 1 kelompok yang sama, yaitu kelompok S. Lalu kelompok tersebut diperkecil lagi menjadi 2, yaitu kelompok 1S dan kelompok 2S. Di kelompok kecil ini lah gue mendapatkan pengalman luar biasa dampaknya untuk diri gue.
Suatu hari, salah satu aggota kelompok kami memberikan informasi tentang lomba yang diadakan oleh Jenius. Awalnya gue ragu untuk terlibat dalam kompetisi tersebut, meskipun hadiah utamanya sangat menggiurkan untuk mahasiswa seperti gue. Selain itu, gue pun masih anak baru banget di ilmu bisnis ini. Tidak tahu apa-apa tentang bisnis dalam skala besar. Seperti cara membuat proposal, mencari ide, bahkan sekadar mencari tau problem apa saja yang sedang dihadapi target user. Membuat gue merasa semakin tidka percaya diri.
Tapi teman kelompok gue terus-menerus memberikan kepercayaan kepada gue, mendengarkan dan menerima ide yang gue ungkapkan, menghargai semua kerja keras dan usaha gue. Sampai akhirnya gue berpikir bahwa kesempatan ini mungkin saja ga akan terulang lagi, dan gue pun memberanikan diri untuk menepis semua keraguan terhadap diri gue sendiri.
"Kalau orang lain bisa percaya sama diri gue, kenapa gue tidak mencoba untuk percaya dengan diri gue sendiri?", adalah kata-kata yang mendorong gue untuk terus maju.
Sampai akhirnya proposal tersebut berhasil tersusun dan tersubmit. Jujur, saat itu hati gue lega. Gue seperti tidak percaya kalu ternyata gue mampu. Gue mampu menyesuaikan dan berlari untuk mengejar jauhnya ketertinggalan, agar dapat berjalan sejajar dengan teman-teman gue yang lain. Proses inilah yang akhirnya menjadikan kompetisi ini sebagai pengalaman berharga untuk gue. Gue pasarah, gue cukup bahagia dengan menjalankan proses tersebut, dan jujur gue ga banyak berharap untuk bisa lolos ke tahap selanjutnya.
Saat gue pasrah karena merasa ada di titik ini pun udah unexpected banget untuk gue, tapi ternayata Tuhan berakta lain. Team gue lolos untuk menjadi Semi Finalis di kompetisi ini. Bahagianya tidak tergambarkan lagi buat gue saat itu, tapi gue tidak langsung merasa puas karena gue tau kalau gue sedang diberi tanggung jawab yang lebih besar lagi ditahap selanjutnya. Sangat menantang!
Ikut coaching clinic pun menjadi suatu hal yang tidak pernah gue bayangkan akan ada di hidup gue. Gue seperti lagi de ja vu dengan salah satu adegan yang pernah gue lihat di drakor Start Up. MIMIPI APAA GUE??!
Setelah melakukan mentoring, mendapat masukkan, dan mulai memperbaiki proposal. Akhirnya Proposal kami tuntas dan tersubmit lagi. Kali ini hati gue penuh harap, tapi gue tetap berusaha untuk meyakinkan diri sendiru bahwa dengan harapan yang tinggi gue bisa aja kecewa dan sakit. Tapi mengingat perjuangan setiap anggota team yang ga main-main untuk kompetisi ini, gue optimis dan terus berharap bahwa team kami bisa menjadi Finalis. Ga ada salahnya untuk bersikap optimis, kan?
Benar aja, team kami tidak lolos menjadi Finalis. But, it's okay! Gue merasa usaha gue dan teman-teman sudah maksimal. Meskipun harus gue akui bahwa ada kecewa saat tahu kalau team kami tereliminasi, tapi gue tetap berusaha menenangkan diri sendiri yang lagi-lagi bersedih di Oktober yang kelabu ini :(
Setelah murung semalam suntuk, barulah gue tersadar. Hadiah yang gue dapatkan dari kekalahan ini adalah teman yang baik, bertemu team yang punya komitmen yang tinggi, dan pastinya pengalaman yang mungkin ga akan gue dapatkan jikalau sedari awal gue tidak ada keinginan dan usaha untuk mendorong diri gue. Sekali lagi, gue melihat diri gue keluar dari Zona Nyaman. Faktanya! Sedari dulu, gue ga pernah mau ikut lomba apapun hanya karena gue takut gagal. But now, kegagalan itu justru membuat gue bisa bertemu dengan sisi lain dari diri gue yang selama ini tersembunyi. Maaf kalau terlalu pede, tapi gue harus mengakui bahwa gue kagum dengan diri gue sendiri.
Dari kehilangan, kini gue menemukan kehadiran orang-orang baru yang juga memberi makna dan arti untuk hidup gue. Dari kegagalan, gue berhasil menemukan diri gue yang lain. Bonusnya, gue bertemu orang-orang terbaik yang mengajarkan gue arti konsistensi, semangat, percaya diri, dan komitmen. So, meskipun sekarang gue masih benci sama Oktober, tapi gue mau berterima kasih juga untuk cerita yang terukir di Oktober 2022 ini --------------------------------------------------------------------------------------
0 comments