Hari sial

Mei 27, 2023

Sore tadi gue keluar rumah untuk sekadar mencari angin sembari jajan dan jalan-jalan kecil mengitari kawasan rumah. Melihat matahari yang mulai berwarna orange, sangat indah dipandang mata. Pertanda hari akan berganti malam. Ga tau kenapa, suasana sore terasa selalu menenangkan. Apalagi kalau weekend. Jalanan yang sepi, udara yang sejuk, pun polusi yang berkurang.

Ketika hendak berjalan pulang menuju rumah, gue melewati segerombolan anak kecil yang berjejer memblocking jalan. Seolah sedang menjadi penguasa jalanan. Tapi gue ga peduli dan terus berjalan melewati mereka. Ketika gue berada diantara kerumunan anak-anak tersebut, gue ga sengaja mendengar seorang anak bertanya dengan suara lantang. Seakan sedang membuka obrolan baru dengan teman-temannya. Pertanyaannya klise. "Pernah ga kalian mengalami hari sial?", katanya.

Selesai pertanyaan itu terlontar, langkah kaki gue terus melaju dan pergi menjauh membawa tubuh yang penuh dengan rasa penesaran terhadap jawaban apa yang akan diberikan oleh teman-teman anak tersebut. Dan sayangnya, gue ga sempat mendengar jawaban dari mereka. Namun, pertanyaan itu melekat kuat di kepala membuat gue juga ingin ikut menjawab.

"Hmm.. hari sial ya?", gue bergumam dalam hati.
Sepertinya saat ini gue sudah tidak bisa lagi membedakan mana sial dan mana proses. Terkadang bad day yang gue jalani justru mempertemukan gue pada  sebuah hikmah. Dan hikmah tersebut menjadikan gue orang yang lebih baik dari sebelumnya. Karena buat gue, hikmah berarti kesempatan untuk gue bebenah diri dan menjadikan pengalaman "sial" itu sebagai guru.

Tapi dulu, waktu gue seumuran anak-anak itu kayaknya banyak deh hari sial gue hehe
Yaa dihukum karena datang terlambat ke sekolah, diomelin guru karena buku tugas ketinggalan, lupa beresin buku pelajaran, kehilangan uang, tidak diizinkan masuk kelas karena kesiangan, handphone yang baru dibeliin mama papa hilang entah kemana, bawa baju olah raga tapi lupa bawa celananya, jatuh dari motor waktu dibonceng ART di rumah, and so much more.. Iya, dulu hal-hal sederhana itu selalu berhasil merubah hari gue menjadi bad day. 

Dari semua hal yang pernah terjadi dalam hidup, ternyata semakin banyak pengalaman hidup, semakin matang pola pikir manusia, juga semakin berbeda cara manusia itu memandang dunianya dan masalahnya. Sekarang, kalau gue kesiangan ya gue ga akan bilang itu hari sial. gue akan bilang ke diri gue, "Hari ini lo kesiangan karena begadang semalaman, dan akhirnya lo harus naik ojol yang ongkosnya cukup mahal buat ngejar waktu supaya ga telat. Besok-besok jangan sampai kesiangan lagi kalo lo ga mau boncos!" 

Dewasa buat gue bukan tentang usia yang angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun, dewasa itu saat segala hal yang dahulu terlihat sederhana, kini berubah menjadi rumit. Dan hal-hal yang dahulu terasa rumit, kini menjadi lebih sederhana. Dewasa itu tentang keikhlasan dan penerimaan. Sehingga sial bukan lah suatu hal yang buruk lagi jika direnungi, karena terkadang kesialan itu justru membawa begitu banyak hal baik yang selama ini tanpa sadar terlewati begitu saja.

Gue mau berterima kasih kepada anak kecil pembuka topik pembicaraan ini. Berkat dia, gue bisa menggali kembali ingatan-ingatan manis di masa lalu tentang "Hari Sial" yang pernah gue lalui. Yang setelah direnungi dan direfleksikan kembali, ternyata "sial" idak seburuk itu. Semua kembali lagi pada sudut pandang diri kita sendiri.

"Terima kasih anak kicil, jangan lupa untuk menikmati hari sial mu kini, karena nanti apa yang kamu anggap sial itu akan menjadi kenangan manis yang tidak akan pernah mungkin terulang lagi. Zee ya!"

You Might Also Like

0 comments

EVERY CLOUD HAS A SILVER LINING